Apa Itu Disiplin Kerja? Apa Saja Faktor yang Mempengaruhinya?

Disiplin kerja adalah sikap dari seseorang yang menunjukkan kepatuhan, ketaatan, keteraturan, atau ketertiban terhadap peraturan. Perusahaan membutuhkan karyawan dengan sikap tersebut agar peraturan yang ditetapkan dapat dijalankan dengan baik sehingga berdampak positif pada produktivitas perusahaan.

Disiplin dan ketepatan waktu merupakan dua sifat penting yang dibutuhkan karyawan untuk bisa menjadi seseorang yang sukses. Memiliki sikap disiplin dapat membantu memastikan individu tersebut dapat mematuhi peraturan-peraturan yang telah ditetapkan di perusahaan.

Satu Aplikasi, beragam Fungsi!

Dokodemo-Kerja, Aplikasi Absensi Online terbaik dengan fitur lengkap untuk meningkatkan Produktivitas karyawan. Pengelolaan Absensi dan Cuti, Task Management, hingga Evaluasi kinerja karyawan hanya dengan satu aplikasi.

Kelola Karyawan Makin Mudah dengan Aplikasi HRD Dokodemo-Kerja. Coba Sekarang!

Secara garis besar, disiplin kerja harus bisa diciptakan dengan tujuan untuk bisa menjaga karyawan tetap terkendali. Selain itu kedisiplinan karyawan juga dapat membantu perusahaan atau tim dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Tidak heran jika karyawan yang disiplin akan cenderung lebih dihargai baik oleh atasan maupun rekan kerjanya.

Jika saat ini perusahaan Anda ingin menciptakan sikap disiplin kerja pada seluruh karyawan, silakan simak penjelasan kami berikut ini.

Pengertian Disiplin Kerja

Sebelum kami informasikan bagaimana cara menciptakan kedisiplinan pada karyawan perusahaan Anda, ada baiknya jika Anda memahami pengertian disiplin kerja terlebih dahulu.

Disiplin kerja adalah sikap dari seseorang yang menunjukkan kepatuhan, ketaatan, keteraturan, atau ketertiban terhadap peraturan. Sedangkan menurut para ahli, pengertian disiplin kerja adalah sebagai berikut:

– Menurut Sastrohadiwiryo dalam bukunya yang berjudul  Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Pendekatan Administrasi dan Operasional mengungkapkan bahwa:

Disiplin kerja merupakan suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sangsi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.

– Menurut Rivai dalam bukunya yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, dari Teori ke Praktik mengungkapkan bahwa:

Disiplin kerja adalah suatu alat yang dipergunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seorang dalam memenuhi segala peraturan perusahaan.

Tujuan Disiplin Kerja

Secara garis besar, tujuan disiplin kerja adalah untuk menciptakan keteraturan. Disiplin kerja akan menjaga perilaku karyawan agar sesuai dengan peraturan, nilai, atau budaya yang ditetapkan perusahaan. Selain itu, terdapat beberapa tujuan lain dari kedisiplinan karyawan di tempat kerja, seperti:

  • Membantu memastikan bahwa kegiatan yang dijalankan oleh perusahaan dapat terlaksana dengan baik dan optimal.
  • Menumbuhkan semangat toleransi dan keinginan untuk melakukan penyesuaian di antara karyawan.
  • Menumbuhkan sikap bertanggung jawab.
  • Menciptakan hubungan kerja yang harmonis.
  • Memotivasi karyawan untuk bekerja secara optimal.

Jenis-jenis Disiplin Kerja yang Perlu Diketahui

Terdapat beberapa jenis disiplin kerja yang biasanya diciptakan dalam sebuah perusahaan, yaitu:

1. Disiplin Preventif

Disiplin preventif adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendorong para karyawan agar bisa taat kepada berbagai ketentuan atau peraturan yang berlaku. Tujuan dari penegakan disiplin preventif adalah untuk mencegah adanya perilaku yang buruk seperti pelanggaran atau penyimpangan dari karyawan. 

2. Disiplin Korektif

Disiplin korektif adalah upaya yang dilakukan perusahaan kepada karyawan yang telah melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang sudah ditetapkan. Tujuan dari disiplin korektif adalah untuk mencegah pelanggaran lebih lanjut dengan memberikan sanksi kepada pelanggar serta untuk mencegah terjadinya pelanggaran serupa yang dilakukan oleh karyawan lain di masa depan.  

3. Disiplin Progresif

Disiplin progresif adalah tindakan pemberian hukuman yang akan menjadi lebih berat untuk pelanggaran yang dilakukan berulang kali. Saat karyawan mengulangi pelanggaran yang sama, maka hukuman berikutnya akan meningkat. 

Sumber: www.freepik.com/katemangostar

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja

Saat Anda berupaya untuk meningkatkan kedisiplinan karyawan, perlu Anda ketahui bahwa terdapat beberapa faktor yang akan mempengaruhinya, yaitu:

1. Keteladanan pemimpin

Pimpinan dianggap sebagai role model yang akan diikuti oleh para karyawannya. Oleh karena itu, para pemimpin perusahaan juga harus mampu menunjukkan kedisiplinannya terhadap peraturan perusahaan. Jika perusahaan memiliki pemimpin yang tidak bisa menaati peraturan, maka upaya penegakan kedisiplinan bisa dimulai dengan memperbaiki sikap pimpinan. 

2. Penghargaan

Faktor lain yang dapat mempengaruhi sikap disiplin kerja adalah adanya penghargaan yang diberikan kepada karyawan. Saat karyawan mampu mengerjakan tugasnya dengan baik serta telah mematuhi berbagai peraturan yang diberikan, tidak ada salahnya jika perusahaan memberikan penghargaan. Hal ini dapat membuat karyawan merasa lebih dihargai sehingga mereka akan merasa lebih termotivasi untuk tetap mematuhi peraturan.  

3. Keadilan di antara karyawan

Keadilan juga akan mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Tim manajemen atau tim HRD harus bisa memberlakukan setiap karyawan dengan adil contohnya seperti saat pemberian bonus atau sanksi. Dengan demikian, setiap karyawan akan merasa bahwa setiap tindakan yang mereka lakukan akan memperoleh konsekuensi yang sama.

4. Tujuan bisnis dan kemampuan karyawan

Tujuan bisnis memang harus bisa dicapai dengan semaksimal mungkin. Namun perusahaan dalam menetapkan tujuan tersebut harus kembali melihat kemampuan karyawannya.

Sebagai contoh, perusahaan menetapkan peraturan untuk bekerja lembur dengan durasi di atas batas normal. Di sisi lain, kondisi karyawan tidak memungkinkan untuk melakukannya. Akibatnya, karyawan merasa kelelahan sehingga sering datang terlambat bekerja.

5. Pengawasan

Pengawasan atau monitoring diperlukan untuk memastikan bahwa seluruh karyawan Anda bekerja sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan. Anda dapat menggunakan beberapa aplikasi monitoring kerja untuk menjaga kedisiplinan karyawan.

Perlu Anda ketahui, saat karyawan mengetahui bahwa pihak manajemen memantau kinerja dan perilaku mereka maka karyawan cenderung akan menjadi lebih disiplin. Hal tersebut tentu akan berdampak positif pada produktivitas bisnis secara keseluruhan.

Solusi jitu kelola karyawan dari jarak jauh!

Sistem HRIS canggih untuk memonitor kinerja dan produktivitas karyawan Anda. WFO atau WFH? Kelola keduanya! Tetap Produktif dengan Dokodemo-Kerja.

Aplikasi HRIS terjangkau untuk tingkatkan produktivitas. Cek di sini!

Baca Juga: 5 Cara Absensi Online Pegawai Tingkatkan Produktivitas

Cara Meningkatkan Kedisiplinan Karyawan

Meningkatkan kedisiplinan karyawan bukanlah proses yang instan. Anda membutuhkan beberapa waktu agar seluruh karyawan dapat mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan. Untuk menciptakan sikap disiplin kerja, berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda terapkan di perusahaan.

1. Komunikasikan kebijakan perusahaan dengan jelas

Kebijakan disipliner perusahaan harus dikomunikasikan dan dipublikasikan dengan jelas. Isi kebijakan tersebut juga harus mudah diakses oleh karyawan seperti dengan menyediakannya pada buku pedoman karyawan. Hal ini perlu Anda lakukan untuk meminimalisir miskomunikasi kebijakan di antara karyawan. 

Sebagai contoh, isi kebijakan tersebut harus mencakup beberapa hal, seperti:

  • Peraturan harian terkait kehadiran karyawan, keterlambatan, waktu istirahat, cara berpakaian, total jam kerja harian, dan lain-lain.
  • Peraturan yang mengatur perilaku karyawan seperti rincian ekspektasi perusahaan terhadap produktivitas dan etos kerja karyawan atau yang lain.
  • Info mengenai kebijakan atau peraturan yang tidak dapat diganggu gugat. Biasanya, jenis peraturan ini dapat membawa dampak adalah pemutusan hubungan kerja saat dilanggar oleh karyawan.

2. Informasikan apa saja yang termasuk pelanggan kebijakan

Agar karyawan dapat menghindari pelanggaran, maka perusahaan juga harus menjelaskan hal-hal apa saja yang akan terhitung sebagai tindakan pelanggaran. Contohnya seperti ketidakhadiran tanpa konfirmasi kepada perusahaan, keterlambatan, pencemaran nama baik perusahaan, kelalaian, melakukan tindakan tidak bermoral, kepemilikan zat ilegal, dan lain-lain.

3. Memberikan peringatan

Saat Anda menemukan adanya pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan, maka perusahaan bisa memberikan sebuah peringatan. Dalam memberikan peringatan, Anda bisa melakukan secara bertahap seperti berikut:

Pertama, Anda memberikan peringatan secara lisan. Saat memberikan peringatan pertama ini, Anda perlu menjelaskan apa dampak buruk yang bisa ditimbulkan karyawan jika melakukan tindakan pelanggaran kedisiplinan tersebut. Anda juga bisa mengadakan konseling dengan karyawan untuk mencari tahu penyebab pelanggaran kedisiplinan dan memberikan solusi terbaik.

Kedua, peringatan tertulis atau dengan memberikan Surat Peringatan (SP). Surat ini biasanya akan berisi poin-poin berikut:

  • Nama karyawan, tanggal peringatan, dan berapa banyak peringatan tertulis yang diterima karyawan.
  • Alasan pemberian peringatan
  • Tindakan korektif yang diperlukan
  • Time frame untuk melakukan koreksi
  • Tanda tangan karyawan dan supervisor

Ketiga, peringatan pengangguhan. Pelanggaran berat yang dilakukan oleh karyawan dapat menyebabkan penangguhan secara tetap. Salah satu contoh tindak penangguhan adalah dengan pemotongan gaji.

Keempat adalah penghentian. Jika semua proses peringatan tetap tidak memberikan hasil yang positif, maka perusahaan dapat memutuskan untuk melakukan penghentian atau pemutusan hubungan kerja.

4. Gunakan aplikasi monitoring karyawan

Untuk memantau kedisiplinan karyawan, Anda bisa memanfaatkan beragam Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM) seperti aplikasi monitoring karyawan. Salah satu contohnya adalah Dokodemo-Kerja. Aplikasi ini memiliki beragam fitur yang dapat memantau produktivitas dan kinerja karyawan saat mereka bekerja. Beberapa fitur tersebut seperti:

  • Fitur absensi online untuk melacak jam kehadiran karyawan.
  • Time tracker untuk memantau total jam kerja harian karyawan.
  • GPS tracker untuk melacak lokasi kerja karyawan. Umumnya fitur ini berguna untuk memonitor tim sales di lapangan.
  • Desktop screenshot untuk memonitor aktivitas apa saja yang dilakukan di perangkat dekstopnya. Fitur ini berguna untuk meminimalisir kemungkinan  karyawan melakukan aktivitas yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Seperti menonton film, bermain game online, bermain media sosial, atau yang lain.

Baca Juga: Dokodemo-Kerja, Software HRIS untuk Meningkatkan Produktivitas Karyawan

Ciptakan Sikap Disiplin Kerja dengan Dokodemo-Kerja

Aplikasi Dokodemo-Kerja merupakan salah satu jenis SISDM atau Sistem Informasi Sumber Daya Manusia yang ada di Indonesia. Aplikasi ini sampai saat ini sudah banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar untuk memantau produktivitas karyawannya.

Selain mudah digunakan, harga aplikasi absensi ini juga cukup kompetitif. Silakan hubungi tim Dokodemo-Kerja jika Anda tertarik untuk menggunakan sistem cerdas ini. Dengan Dokodemo-Kerja, mengelola dan memonitor ratusan karyawan akan terasa menjadi lebih mudah. Klik di sini untuk mencoba Dokodemo-Kerja versi demo secara GRATIS!

Related Articles

Related Articles