7+ Strategi Mengurangi Employee Turnover yang Tinggi

Employee turnover yang tinggi menjadi masalah yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Jika perusahaan Anda mengalaminya, silakan simak beberapa strategi berikut untuk dapat menguranginya.

Menarik kandidat serta mempertahankannya agar bisa lebih loyal dengan perusahaan merupakan salah satu tugas tim HR ataupun talent acquisition. Meskipun demikian, terkadang beberapa masalah muncul sehingga karyawan memutuskan untuk keluar atau meninggalkan perusahaan tempat mereka bekerja. Hal inilah yang disebut dengan employee turnover.

Satu Aplikasi, beragam Fungsi!

Dokodemo-Kerja, Aplikasi Absensi Online terbaik dengan fitur lengkap untuk meningkatkan Produktivitas karyawan. Pengelolaan Absensi dan Cuti, Task Management, hingga Evaluasi kinerja karyawan hanya dengan satu aplikasi.

Kelola Karyawan Makin Mudah dengan Aplikasi HRD Dokodemo-Kerja. Coba Sekarang!

Secara garis besar, employee turnover rate adalah jumlah total karyawan yang meninggalkan perusahaan selama periode waktu tertentu. Jumlah tersebut termasuk karyawan yang keluar secara sukarela (mengundurkan diri) ataupun karyawan yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) karena permintaan dari pihak perusahaan. Jika hal ini tidak segera diatasi dan perusahaan mengalami employee turnover yang tinggi maka bisnis akan kehilangan produktivitasnya sehingga membawa dampak buruk bagi bisnis yang dijalankannya.

Oleh karena itulah, pada artikel berikut kami akan berbagai beberapa tips agar employee turnover yang tinggi dapat dihindari. Yuk, simak!

Apa Penyebab Employee Turnover yang Tinggi?

Pada umumnya, ada beberapa alasan penyebab karyawan mengundurkan diri (resign) dari suatu perusahaan yaitu sebagai berikut.

1. Mendapat tawarkan gaji yang lebih tinggi di perusahaan lain

Salah satu alasan utama penyebab karyawan resign adalah karena mereka memperoleh tawaran gaji dan tunjangan yang lebih tinggi di perusahaan lain. Perusahaan terkadang lupa tidak melacak kemajuan skill karyawan dan tidak memberikan kenaikan gaji yang sesuai. Pada akhirnya, karyawan akan memilih meninggalkan perusahaan tersebut untuk bekerja di perusahaan lain dengan gaji yang sesuai keterampilan dan pengetahuan yang dimilikinya. 

2. Merasa overwhelmed 

Overwhelmed adalah suatu kondisi di mana karyawan merasa kewalahan dengan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Hal ini juga bisa menjadi penyebab employee turnover, terlebih jika kondisi tersebut dialami setiap hari. Karyawan menjadi tidak menemukan work life balance dan tidak menemukan waktu untuk kebutuhan pribadinya. Akibatnya ,karyawan memutuskan untuk mencari peluang di perusahaan lain. 

3. Budaya perusahaan yang buruk

Budaya perusahaan yang buruk seperti persaingan yang tidak sehat, karyawan sering terlambat atau tidak hadir, lembur yang tidak dibayar, dan lain-lain juga menjadi penyebab employee turnover yang tinggi. Karyawan merasa tidak bahagia ketika bekerja sehingga memutuskan untuk resign.

4. Karyawan tidak pernah mendapatkan pengakuan 

Penghargaan dan pengakuan merupakan hal penting yang harus diberikan kepada karyawan. Saat perusahaan tidak mampu memberikannya maka engagement karyawan terhadap perusahaan tempat mereka bekerja akan berkurang. Jika hal ini dibiarkan maka karyawan akan memutuskan untuk meninggalkan perusahaan tersebut.

5. Kesempatan belajar dan pengembangan yang buruk

Setiap karyawan pasti menginginkan agar mereka memperoleh kesempatan untuk belajar. Dengan demikian, maka mereka bisa mengasah skill dan memperoleh lebih banyak pengetahuan untuk pengemangan kinerja mereka. Namun sayangnya, beberapa perusahaan tidak memberikan kesempatan tersebut sehingga jenjang karir karyawan pun tidak dapat meningkat.  

Baca Juga: Cek di Sini, Kata-kata Motivasi Kerja untuk Para Karyawan!

7+ Tips Mengurangi Employee Turnover yang Tinggi

Mengurangi employee turnover akan memberi dampak positif pada profitabilitas bisnis. Saat perusahaan memiliki cukup banyak orang dengan keterampilan yang tepat tentu perusahaan akan lebih mudah dalam mencapai tujuan bisnis yang ingin diraih. Selain itu, penting untuk diingat bahwa proses rekrutmen dan seleksi karyawan seringkali memakan banyak waktu dan biaya. Oleh karena itu, berikut kami sajikan beberapa tips mengurangi employee turnover yang tinggi di perusahaan.

1. Lakukan strategi perekrutan yang baik

Agar perusahaan dapat mempekerjakan orang yang tepat dan bisa loyal terhadap perusahaan, tentu perusahaan harus melakukan strategi perekrutan yang baik. Sejak tahap awal, tim recruiter sebaiknya terbuka dengan budaya perusahaannya bahkan sejak memposting info lowongan kerja. Jadi, jelaskan bagaimana perusahaan beroperasi sehingga mereka dapat menemukan orang-orang yang sesuai dengan budaya perusahaan tersebut. Sebagai contoh, perusahaan dapat melampirkan video yang berkaitan dengan budaya perusahaan ketika memposting info lowongan kerja.

Selain itu, tim recruiter juga perlu menginvestasikan waktu untuk mengetahui keterampilan atau persyaratan apa saja yang harus dimiliki oleh kandidat. Jelaskan juga tanggung jawab yang akan mereka emban ketika sudah masuk bekerja. Terkadang, perusahaan tidak menjelaskan beberapa tugas sehingga karyawan memutuskan untuk mengundurkan diri karena bukan itu yang mereka harapkan.

2. Tawarkan gaji yang kompetitif 

Strategi lain untuk mengurangi employee turnover yang tinggi adalah menawarkan gaji yang kompetitif. Tidak dapat dipungkiri bahwa karyawan bekerja untuk mendapatkan upah dan tunjangan dari perusahaan tempat bekerja bekerja. Oleh karena itu, tawarkan gaji yang sesuai dengan keterampilan dan pengalaman yang dimiliki oleh kandidat tersebut. Selain itu, untuk mempertahankan karyawan lama, Anda perlu mengikuti perkembangan harga pasar tenaga kerja dan tawarkan kenaikan gaji untuk mereka. 

Pemberian tunjangan juga perlu diperhatikan. Anda bisa memantau perusahaan kompetitor untuk mengetahui jenis tunjangan apa saja yang diberikan untuk para karyawan. Hal ini pada akhirnya akan membuat karyawan merasa dihargai sehingga mereka cenderung akan bertahan di perusahaan Anda.

3. Pantau dengan cermat karyawan toxic

Karyawan toxic adalah karyawan yang biasanya memiliki beragam sifat negatif seperti terlalu kritis, sering menyalahkan orang lain, senang bergosip, meremehkan rekan kerja, hanya mementingkan dirinya sendiri, serta tidak mematuhi peraturan perusahaan. Karyawan seperti ini biasanya membawa dampak buruk di lingkungan kerja sehingga membuat orang-orang di sekelilingnya menjadi merasa tidak nyaman.

Untuk menemukan karyawan toxic di perusahaan, tim HR harus cermat dan mencari karyawan dengan ciri-ciri seperti yang sudah kami sebutkan di atas. Perusahaan juga bisa menggunakan aplikasi monitoring karyawan untuk mengetahui siapa saja yang tidak disiplin saat jam kerja.

Setelah Anda mendapat daftar karyawan tersebut, Anda bisa mengajak mereka berbicara dan berikan mereka nasihat agar mereka dapat memperbaiki perilakunya. Jika nasihat belum bisa membuat mereka berubah, perusahaan juga berhak untuk memberikan surat peringatan. 

Solusi jitu kelola karyawan dari jarak jauh!

Sistem HRIS canggih untuk memonitor kinerja dan produktivitas karyawan Anda. WFO atau WFH? Kelola keduanya! Tetap Produktif dengan Dokodemo-Kerja.

Aplikasi HRIS terjangkau untuk tingkatkan produktivitas. Cek di sini!
Sumber: www.freepik.com/yanalya

4. Memberikan penghargaan dan mengakui karyawan

Poin ini termasuk salah satu strategi mengurangi employee turnover yang mudah untuk dilakukan. Ucapan sederhana seperti “terima kasih” dapat membuat karyawan merasa dihargai oleh perusahaan tempat mereka bekerja.

Selain itu, perusahaan juga bisa menawarkan beberapa benefit agar karyawan merasa jika kerja kerasnya dihargai perusahaan. Contohnya seperti bonus kinerja bulanan, upah lembur yang dibayarkan, dan lain-lain.

5. Perhatikan work life balance karyawan

Seperti yang sudah kami sebutkan di atas, karyawan yang setiap hari merasa overwhelmed akan cenderung meninggalkan perusahaan tempat mereka bekerja. Oleh sebab itulah, perusahaan juga perlu memperhatikan work life balance karyawannya.

Untuk mencapai hal tersebut, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan yaitu:

  • tawarkan sistem kerja remote atau work from home
  • tawarkan jam kerja fleksibel
  • permudah izin kepada karyawan ketika mereka membutuhkan cuti

6. Tingkatan employee engagement

Employee engagement adalah komitmen emosional yang dimiliki oleh karyawan terhadap perusahaan tempat mereka bekerja. Sangat penting untuk selalu mengawasi employee engagement, karena keterlibatan karyawan yang tinggi mampu menurunkan employee turnover. 

Nah, untuk menjaga dan meningkatkan keterlibatan karyawan tersebut, ada banyak cara yang bisa dilakukan seperti:

  • upayakan untuk memiliki pemimpin yang terlibat dengan timnya.
  • jaga lingkungan kerja yang positif dan saling support. 
  • tingkatkan efisiensi kerja dengan menggunakan teknologi
  • tinggalkan kebijakan HR yang sudah usang dan usahakan untuk memperbaikinya 
  • tingkatkan komunikasi yang baik dengan karyawan

Baca Juga: Pengertian Surat Paklaring Kerja & Contohnya, Cek di Sini!

7. Berikan kesempatan untuk pengembangan yang berkelanjutan

Memberikan kesempatan pada karyawan untuk bisa berkembang akan memberikan keuntungan bagi perusahaan maupun karyawan. Di satu sisi, karyawan akan memiliki keterampilan dan kemampuan yang jauh lebih baik lagi. Hal ini akan membuat karyawan menjadi memiliki kesempatan untuk mendapatkan jenjang karir yang lebih tinggi di perusahaannya tersebut.

Kemudian di sisi yang lain, perusahaan bisa mendapatkan karyawan yang lebih berkualitas. Dengan kemampuan serta keterampilan yang dikuasai, maka mereka akan menghasilkan produktivitas dan kinerja yang jauh lebih baik lagi. Oleh karena itu, secara rutin perusahaan dapat memberikan program pelatihan untuk memperkuat keterampilan yang sudah ada atau untuk membangun keterampilan baru.  

8. Manfaatkan aplikasi Dokodemo-Kerja

Dokodemo-Kerja adalah aplikasi Human Resource Information System (HRIS) atau dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan istilah aplikasi Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM). Aplikasi ini menyediakan berbagai fitur yang bisa mempermudah perusahaan dalam menerapkan berbagai strategi yang sudah kami sebutkan di atas. 

Beberapa contoh fungsionalitas yang ditawarkan Dokodemo-Kerja adalah sebagai berikut:

  • memberikan daftar karyawan yang tidak disiplin bekerja
  • membantu proses delegasi tugas sehingga karyawan dapat terhindar dari overwhelmed
  • menghitung jam lembur agar pemberian upah dapat diberikan sesuai dengan jam lembur yang dilakukan karyawan
  • mengelola cuti karyawan
  • memungkinkan perusahaan untuk menerapkan sistem kerja fleksibel atau remote working dengan hadirnya fitur absensi online

Jika perusahaan Anda tertarik dengan aplikasi ini, silakan hubungi tim Dokodemo-Kerja. Kami juga bisa mengembangkan fitur custom sesuai dengan permintaan perusahaan Anda. Klik harga aplikasi absensi online untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai Dokodemo-Kerja.

Related Articles

Related Articles