Mengulik Apa Itu Startup dan Contoh Perusahaan Startup di Indonesia

Apa Itu Startup? Startup adalah perusahaan rintisan yang masih berusia “muda” atau belum lama beroperasi. Pada artikel berikut kami akan menjelaskan lebih lanjut mengenai pengertian selengkapnya, cara kerja, sekaligus contoh perusahaan startup Indonesia.

Beberapa hari yang lalu santer terdengar kabar bahwa perusahaan-perusahaan startup di Indonesia ramai melakukan PHK massal pada karyawannya. Bahkan, serikat pekerja seperti Presiden Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK Indonesia) Mirah Sumirat sampai mengungkapkan rasa prihatin dengan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di perusahaan-perusahaan startup ini. 

Satu Aplikasi, beragam Fungsi!

Dokodemo-Kerja, Aplikasi Absensi Online terbaik dengan fitur lengkap untuk meningkatkan Produktivitas karyawan. Pengelolaan Absensi dan Cuti, Task Management, hingga Evaluasi kinerja karyawan hanya dengan satu aplikasi.

Kelola Karyawan Makin Mudah dengan Aplikasi HRD Dokodemo-Kerja. Coba Sekarang!

Kondisi yang menimpa banyak perusahaan startup di Indonesia ini merupakan dampak dari kondisi makro-ekonomi yang terguncang selama masa pandemi Covid-19. Agar perusahaan bisa tetap bertahan di kondisi sulit tersebut, maka pengurangan jumlah karyawan terpaksa dilakukan.

Terlepas dari situasi sulit yang sedang dihadapi, tidak bisa dipungkiri bahwa bekerja di perusahaan memang diminati oleh banyak kaum muda seperti dari Generasi Milenial ataupun Gen Z. Bekerja di startup sering dikaitkan dengan suasana kantor yang nyaman, jam kerja fleksibel, serta makanan gratis dari kantor. Jadi sebenarnya apa itu startup? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.

Apa Itu Startup?

Startup adalah perusahaan rintisan yang mengembangkan produk atau layanan baru dan memperkenalkannya ke pasar. Jenis perusahaan ini masih berada pada tahap awal pengembangan dan biasanya dibangun oleh 1-3 pendiri yang memanfaatkan apa yang menjadi permintaan pasar kemudian menawarkan solusi dengan mengembangkan produk, layanan, atau platform yang layak.  

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sebuah perusahaan dapat dikategorikan sebagai startup ketika memiliki setidaknya 3 faktor yaitu pendiri atau founder, investor atau pemilik dana, dan produk ataupun layanan. Perlu Anda ketahui, perusahaan-perusahaan rintisan ini memang umumnya memulai bisnisnya dengan biaya tinggi dan pendapatan terbatas. Itulah sebabnya mengapa banyak startup yang mencari modal dari berbagai sumber seperti dari para investor.

Perusahaan startup memang membutuhkan angel investor atau juga disebut sebagai malaikat pemberi dana untuk bisa menjalankan bisnisnya. Angel investor ini merupakan pihak yang mau menyediakan modal bagi startup yang membutuhkan pendanaan cepat pada tahap awal. Ketika startup yang didanai berhasil, maka angel investor tersebut akan menjadi pemegang saham terbesar di perusahaan tersebut.

Perusahaan startup yang sukses dapat menjadi perusahaan startup unicorn ketika berhasil memiliki nilai valuasi yang mencapai 1 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 14 triliun (kurs Rp 14.000). Selanjutnya, jenis perusahaan ini bisa berkembang lagi menjadi startup decacorn ketika memiliki nilai valuasi mencapai 10 miliar dollar AS. Sedangkan hectocorn merupakan perusahaan startup yang sudah berhasil berkembang dan memiliki nilai valuasi mencapai 100 miliar dollar AS.

Meskipun begitu, perlu diketahui bahwa perusahaan startup belum tentu bisa sukses menjadi unicorn. Bahkan, tidak semua startup bisa berhasil menjalankan bisnisnya.

Saat ini, perusahaan startup biasanya mengacu pada perusahaan-perusahaan yang layanan atau produknya berbasis teknologi. Namun bidang industri perusahaan startup bisa beragam seperti kesehatan, pendidikan, pertanian, dan masih banyak lagi. 

Baca Juga: Rekomendasi Aplikasi Absensi Digital Terbaik untuk Perusahaan Anda

Sumber: www.freepik.com/rawpixel-com

Karakteristik Perusahaan Startup

Dari penjelasan mengenai apa itu startup di atas, secara sekilas terlihat bahwa startup sama seperti perusahaan kecil yang sedang memulai bisnisnya. Namun perlu Anda pahami bahwa startup dan perusahaan kecil memiliki karakteristik yang berbeda. Berikut adalah karakteristik yang dimiliki oleh perusahaan startup pada umumnya.

1. Memiliki inovasi

Agar bisa tetap unggul dalam persaingan bisnis, perusahaan startup perlu memiliki diferensiasi produk atau mampu menunjukkan sisi unik yang membedakannya dari produk kompetitor. Oleh karena itu, startup dituntut untuk terus mengeluarkan inovasi demi keberhasilan bisnisnya.

2. Berusia muda

Seperti yang sudah kami jelaskan sebelumnya mengenai apa itu startup, diketahui bahwa startup adalah perusahaan rintisan yang sedang berada pada tahap awal dalam melakukan brand management, sales dan perekrutan karyawan. Banyak orang beranggapan bahwa startup adalah perusahaan muda berusia kurang dari 3 tahun. Hal tersebut tidak sepenuhnya benar karena ada perusahaan yang sudah berusia 7 tahun pun tetap dapat menjadi perusahaan startup. Perlu dipahami bahwa perusahaan dapat berhenti menjadi startup tidak hanya tergantung pada usia perusahaan saja namun juga karakteristik yang lain. 

3. Memiliki tujuan untuk terus berkembang

Startup adalah perusahaan yang memiliki tujuan untuk bisa tumbuh dan berkembang dengan pesat pesat. Bahkan terkadang mengambil proporsi yang drastis. Point ini adalah salah satu hal yang membedakan startup dengan bisnis kecil.

4. Fleksibel

Sebuah startup dapat bergerak dengan sangat dinamis dan siap beradaptasi dengan kesulitan yang mungkin tiba-tiba muncul. Jenis usaha ini juga harus siap untuk menyesuaikan produk yang mereka miliki untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.

5. Berisiko

Meskipun perusahaan startup telah menunjukkan inovatif yang kuat, namun tetap akan selalu ada beberapa ketidakpastian terkait keberhasilan bisnis. Mengingat bahwa perusahaan startup mencari banyak modal dari berbagai sumber seperti dari para investor, maka bisa dikatakan bahwa bisnis ini merupakan investasi dengan tingkat kegagalan yang tinggi. 

Apa Perbedaan Perusahaan Startup dengan Perusahaan Konvensional?

Agar Anda bisa lebih memahami apa yang membedakan antara perusahaan startup dengan perusahaan konvensional, silakan simak penjelasan kami berikut.

1. Sumber dana

Faktor pertama yang membedakan startup dengan perusahaan konvensional adalah sumber dananya. Seorang founder atau pendiri bisnis pada awalnya akan mendirikan perusahaan secara mandiri. Selanjutnya, ketika perusahaan sudah mulai berkembang dan menunjukkan potensi yang menjanjikan, maka pendanaan akan datang dari pihak ketiga atau investor. Sedangkan pada perusahaan konvensional, selain dari pendiri perusahaan, sumber dana akan diambil dari keuntungan atau profit yang dihasilkan.

2. Tujuan bisnis

Startup pada umumnya akan lebih fokus pada pertumbuhan atau perkembangan bisnis, dengan terus mengeluarkan inovasi-inovasi yang kuat. Itu sebabnya mengapa kita sering mendengar bahwa perusahaan-perusahaan startup secara terus menerus “membakar uang” di tahap awal. Hal tersebut dilakukan untuk mencari pasar dan mengembangkan model bisnisnya. Tentu saja, cara yang dilakukan oleh perusahaan startup ini memiliki risiko yang besar. Berbeda dengan perusahaan konvensional yang tujuan utamanya sejak awal adalah untuk mengumpulkan keuntungan sebanyak-banyaknya.

Solusi jitu kelola karyawan dari jarak jauh!

Sistem HRIS canggih untuk memonitor kinerja dan produktivitas karyawan Anda. WFO atau WFH? Kelola keduanya! Tetap Produktif dengan Dokodemo-Kerja.

Aplikasi HRIS terjangkau untuk tingkatkan produktivitas. Cek di sini!

3. Struktur organisasi

Perusahaan startup umumnya memiliki hierarki horizontal di mana atasan dan bawahan dapat berkomunikasi dua arah secara langsung. Berbeda dengan budaya perusahaan konvensional yang masih birokrasi yang berpegang pada hierarki dan jenjang jabatan.

Baca Juga: Tenaga Kerja Generasi Z, Apa yang Membuat Mereka Mau Bekerja di Perusahaan Anda?

Contoh Perusahaan Startup di indonesia

Ada banyak perusahaan startup di Indonesia yang sukses menjalankan bisnisnya. Bahkan tidak sedikit startup Indonesia yang sudah berkembang menjadi perusahaan unicorn dan merambah pasar Asia Tenggara. Berikut beberapa di antaranya.

1. Gojek

Gojek merupakan perusahaan startup di Indonesia yang pertama kali menyandang status unicron. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2010 dan saat ini Gojek sudah menjadi startup decacorn. Startup Gojek sendiri bermula sebagai aplikasi pemesanan ojek online. Namun seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya, Gojek terus mengeluarkan inovasi-inovasi baru sehingga saat ini menjadi superapp yang menyediakan beragam layanan mulai dari pesan antar makanan, pengiriman barang, pembelian tiket, dan masih banyak lagi.

2. J&T Express

J&T Express merupakan contoh startup di Indonesia yang bergerak pada bidang ekspedisi atau pengiriman paket. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2012 dan menyediakan berbagai layanan pengiriman barang. Contohnya seperti J&T Super (pengiriman antara 1-3 hari),  J&T EZ  (pengiriman berkisar antara 2 sampai 5 hari), dan  J&T ECO (pengiriman lebih dari 5 hari)

Saat ini J&T Express sudah memiliki banyak konsumen. Startup ini juga sudah berhasil menjadi decacorn kedua di Indonesia setelah Gojek.

3. OVO

PT Visionet Internasional (OVO) atau dikenal sebagai OVO adalah startup di Indonesia yang menyediakan layanan pembayaran atau transaksi secara online dan didirikan pada tahun 2017. Dengan aplikasi yang mereka sediakan, Anda bisa dengan mudah melakukan pembayaran tagihan, pulsa, donasi, bahkan untuk berinvestasi.

Perusahaan ini juga termasuk startup yang berhasil menjalankan bisnisnya. Pada tahun 2019, OVO memiliki nilai valuasi sekitar 2,9 miliar USD sehingga dapat menyandang status unicorn di Indonesia.

Budaya Kerja di Perusahaan Startup

Startup biasanya memiliki budaya kerja yang bergerak cepat di mana kreativitas dan komunikasi akan sangat dihargai. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, struktur organisasi di startup adalah hierarki horizontal sehingga atasan dan bawahan dapat berkomunikasi secara langsung. Hal ini memungkinkan karyawan untuk dapat membangun hubungan yang kuat serta berkesempatan untuk bertukar pikiran dan ide dengan leluasa. Selain itu, karyawan yang bekerja di perusahaan startup juga harus mampu bertindak gesit sesuai dengan praktik bisnis untuk mencapai tujuan yang dapat berubah-ubah.

Jika dibandingkan dengan perusahaan konvensional, budaya kerja di perusahaan dapat dikatakan tidak terlalu formal. Anda dapat melihat karyawan startup dapat bekerja menggunakan pakaian kerja yang santai seperti dengan kaos. Berbeda dengan perusahaan konvensional yang sebagian besar mengharuskan karyawannya untuk menggunakan pakaian formal seperti kemeja. 

Dari sisi jam kerja, perusahaan startup juga umumnya lebih fleksibel. Sebagian besar startup dapat memberikan kebebasan bagi karyawannya untuk memilih kapan jam kerja mereka dimulai. Selain itu, perusahaan startup juga banyak yang mengeluarkan kebijakan Work From Home atau kerja remote. Dengan demikian, work life balance karyawan bisa tercapai.

Perlu Anda tahu, ,meskipun perusahaan startup memberikan lebih banyak fleksibilitas pada karyawannya, bukan berarti perusahaan tidak memperhatikan produktivitas karyawannya. Mereka umumnya akan memanfaatkan aplikasi absensi online untuk memantau kehadiran karyawan dari jarak jauh. Aplikasi absensi yang digunakan juga umumnya memiliki fitur monitoring pekerjaan sehingga kinerja dan kedisiplinan karyawan tetap bisa dilacak dengan baik. Salah satu contoh aplikasi absensi online tersebut adalah Dokodemo-Kerja. Pelajari selengkapnya mengenai fungsionalitas Dokodemo-Kerja dengan klik Fitur Dokodemo-Kerja.

Related Articles

Related Articles