Penilaian kinerja karyawan adalah peninjauan yang dilakukan secara rutin terkait kinerja karyawan serta kontribusi mereka secara keseluruhan untuk perusahaan. Perusahaan perlu memahami metode dan indikator penilaian ini untuk mengetahui seberapa baik kinerja karyawannya.
Seperti yang kita tahu, perusahaan telah melakukan proses rekrutmen dan seleksi karyawan yang panjang demi menemukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas serta mampu membawa pengaruh positif bagi kemajuan bisnisnya. Dalam mengelola tenaga kerja telah diperoleh, perusahaan perlu untuk melakukan penilaian kinerja karyawan. Tujuannya adalah untuk meninjau bagaimana kinerja karyawan tersebut selama beberapa periode waktu. Melalui cara ini, perusahaan dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan karyawan sehingga mereka bisa merancang strategi terbaik agar karyawan dapat membawa pengaruh positif bagi bisnis yang dijalankan.
Dokodemo-Kerja, Aplikasi Absensi Online terbaik dengan fitur lengkap untuk meningkatkan Produktivitas karyawan. Pengelolaan Absensi dan Cuti, Task Management, hingga Evaluasi kinerja karyawan hanya dengan satu aplikasi.
Kelola Karyawan Makin Mudah dengan Aplikasi HRD Dokodemo-Kerja. Coba Sekarang!
Perlu Anda tahu, penilaian kinerja karyawan merupakan bagian penting dari Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Penilaian tersebut dapat membantu pertumbuhan perusahaan ataupun karyawan. Penilaian yang dilakukan secara rutin juga membantu perusahaan untuk mengetahui apakah karyawan tersebut benar-benar produktif bekerja. Selain itu, penilaian kinerja juga akan membantu karyawan untuk mengetahui bagaimana arah perkembangan karirnya.
Agar Anda bisa lebih memahami proses penilaian kinerja ini, pada artikel berikut kami akan menjelaskan pengertian, metode, indikator, serta contoh penilaian kinerja karyawan. Silakan simak penjelasan kami berikut ini.
Baca Juga: Tips Ramadhan Produktif untuk Menjaga Kinerja Karyawan
Table of Contents
Apa Itu Penilaian Kinerja Karyawan?
Penilaian kinerja karyawan adalah suatu proses yang seringkali menggabungkan elemen tertulis dan lisan, di mana manajemen akan mengevaluasi dan memberikan umpan balik atas kinerja pekerjaan karyawan, serta memberikan saran-saran untuk meningkatkan kinerja karyawan tersebut. Penilaian kinerja karyawan menjadi bagian dari proses Manajemen SDM yang mampu dimanfaatkan sebagai platform bagi perusahaan untuk memotivasi karyawan agar bisa lebih berkontribusi pada kemajuan perusahaan. Di sisi lain, proses ini juga dapat dimanfaatkan oleh karyawan sebagai media untuk mengungkapkan masalah terkait pekerjaannya dan mencari solusi untuk dapat menyelesaikannya.
Mengapa Penilaian Kinerja Karyawan Penting untuk Dilakukan?
Secara garis besar, terdapat beberapa alasan mengapa penilaian kinerja ini perlu dilakukan oleh perusahaan. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Memberikan umpan balik kepada karyawan
Penilaian kinerja dapat digunakan untuk memberikan umpan balik kepada karyawan terkait kuantitas dan kualitas kinerja mereka. Tanpa informasi ini, karyawan tidak akan mengetahui seberapa baik mereka dalam melakukan pekerjaan dan bagaimana mereka dapat meningkatkan kinerjanya
2. Untuk pengembangan karyawan
Penilaian kinerja juga dapat membantu pengembangan kemampuan karyawan. Mereka akan belajar kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya sehingga mengetahui area mana saja yang bisa diperbaiki atau dikembangkan.
3. Sistem penghargaan
Penilaian dapat ditujukan untuk pemberian penghargaan kepada karyawan seperti bonus kinerja.
4. Membantu perusahaan dalam membuat keputusan terkait karyawan
Penilaian kinerja juga bisa digunakan dalam membuat keputusan. Contohnya seperti pembuatan keputusan terkait promosi atau pemutusan hubungan kerja.
5. Pelatihan dan pengembangan
Dalam mengelola tenaga kerja, perusahaan perlu melakukan pelatihan dan pengembangan karyawan. Dengan melakukan penilaian kinerja karyawan secara rutin, perusahaan dapat mengidentifikasi kelemahan karyawan sehingga perusahaan bisa memperoleh wawasan terkait keterampilan apa saja yang perlu dikuasai karyawan untuk kebutuhan masa depan.
Baca Juga: 3 Aplikasi Monitoring Pekerjaan untuk Memonitor Karyawan Remote
5 Indikator Kinerja Karyawan
Terdapat beberapa indikator kinerja karyawan yang bisa digunakan perusahaan selama penilaian yaitu:
1. Efisiensi kerja
Indikator kinerja karyawan yang pertama berkaitan dengan efisiensi kerja. Di sini, pihak perusahaan perlu menilai apakah karyawan dapat mengatur skala prioritas seefisien mungkin dalam menyelesaikan suatu tugas. Untuk bisa melakukannya, karyawan harus memiliki pemahaman yang baik tentang waktu dan sumber daya yang tersedia sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara tepat waktu.
Saat mengukur efisiensi kerja, terdapat beberapa hal-hal yang perlu dievaluasi untuk mengetahui apakah karyawan dapat memenuhi harapan perusahaan, yaitu:
- Deskripsi pekerjaan
- Jenis dan jumlah pekerjaan yang diberikan
- Batas waktu penyelesaian tugas
- Kualitas pekerjaan yang dikirimkan
2. Kualitas kerja
Indikator kinerja karyawan tentu tidak akan terlepas dari penilaian kualitas pekerjaan. Hal ini perlu dilakukan karena kualitas kerja yang buruk dapat mengakibatkan hilangnya pelanggan.
Perlu Anda ketahui, penilaian terkait kualitas kerja akan tergantung pada industri serta tugas yang dikerjakan karyawan. Oleh karena itu, perusahaan dapat meminta atasan atau team leader untuk melakukan penilaian kinerja karyawan secara langsung kepada anak buahnya.
3. Kerja sama tim
Kerja sama tim juga menjadi indikator yang perlu diukur dalam penilaian kinerja. Hal ini dilakukan karena kerja sama tim yang baik dapat menumbuhkan budaya kerja yang positif serta mampu membantu perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang kompleks.
Untuk menilai indikator ini, perusahaan dapat melakukan survei secara anonim bersama anggota tim yang lain. Ukur dan cari tahu kemampuan karyawan dalam menawarkan bantuan, brainstorming dengan rekan kerja dari tim lain yang bahkan bukan bagian dari mereka, kemampuan untuk membimbing atau menjelaskan tugas kompleks, dan masih banyak lagi.
4. Kemampuan untuk belajar
Seperti yang kita ketahui, karyawan harus memiliki kemampuan untuk bisa terus beradaptasi dan kemampuan untuk mengembangkan keterampilan. Oleh karena itu, penilaian terkait kemampuan untuk belajar juga perlu dilakukan.
Untuk mengukurnya, perusahaan dapat menyediakan program pelatihan yang sesuai dengan job desc karyawan. Selanjutnya, perusahaan dapat mengukur bagaimana hasil yang diperoleh dari program-program pelatihan tersebut. Sebagai contoh, berikut adalah beberapa poin yang bisa Anda ukur untuk mengukur kemampuan belajar karyawan:
- Kemampuan karyawan dalam menyelesaikan modul atau kegiatan pelatihan. Tingkat penyelesaian yang tinggi menunjukkan bahwa karyawan menginvestasikan waktu dan tenaganya untuk mengikuti kursus pelatihan.
- Skor yang diperoleh jika mereka menyelesaikan sertifikasi.
- Kemampuan karyawan untuk menggunakan apa yang telah mereka pelajari selama pelatihan dalam menyelesaikan tugas mereka.
5. Kepatuhan terhadap timeline
Indikator kinerja karyawan yang selanjutnya adalah kepatuhan terhadap timeline. Kepatuhan terhadap timeline ini memiliki kaitan erat dengan kemampuan karyawan dalam mengelola waktu (manajemen waktu) yang dimilikinya. Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan saat mengukur kinerja karyawan yang berhubungan dengan kepatuhan terhadap timeline adalah sebagai berikut:
Sistem HRIS canggih untuk memonitor kinerja dan produktivitas karyawan Anda. WFO atau WFH? Kelola keduanya! Tetap Produktif dengan Dokodemo-Kerja.
Aplikasi HRIS terjangkau untuk tingkatkan produktivitas. Cek di sini!
- dapat mengikuti jadwal yang sudah ditetapkan
- konsisten untuk menyelesaikan tugas secara tepat waktu
- menghargai waktu orang lain seperti dengan tidak datang terlambat
- dan lain-lain
Baca Juga: Pengertian Pasar Tenaga Kerja Beserta Ciri-ciri dan Contohnya
Metode Penilaian Kinerja Karyawan
Berikut ini kami informasikan 6 metode penilaian kinerja karyawan yang bisa diterapkan oleh perusahaan Anda.
1. Management by objectives (MBO)
Management by Objectives (MBO) adalah metode penilaian di mana manajer dan karyawan bersama-sama mengidentifikasi, merencanakan, mengatur, dan mengomunikasikan tujuan (objective) yang akan diutamakan selama periode penilaian tertentu. Setelah tujuan ditetapkan, manajer dan karyawan secara berkala akan mendiskusikan kemajuan ataupun peluang atas pencapaian terhadap tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Kemudian di akhir periode karyawan akan dinilai berdasarkan hasil yang telah diperoleh.
2. 360-Degree Feedback
Metode 360-Degree Feedback adalah metode penilaian kinerja karyawan yang multidimensi di mana proses evaluasi karyawan dilakukan dengan umpan balik yang dikumpulkan dari lingkungan terdekat karyawan yaitu manajer, rekan kerja, pelanggan, dan bawahan langsung. Metode ini tidak hanya akan menghilangkan bias dalam penilaian kinerja karyawan namun juga menawarkan pemahaman yang jelas tentang kompetensi individu.
3. Assessment Center Method
Assessment Center Method adalah metode penilaian yang memungkinkan karyawan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang bagaimana orang lain mengamati mereka dan dampaknya terhadap kinerja mereka. Metode ini juga sering digunakan dalam prosedur seleksi karyawan untuk menguji kesesuaian calon kandidat untuk mengisi posisi yang dibutuhkan.
Assessment Centre Method dikembangkan ketika orang mulai menyadari bahwa mengajukan pertanyaan dan wawancara tidak cukup untuk membuktikan kesesuaian seseorang, terlebih hampir semua orang dapat mengaku mampu bekerja di bawah tekanan. Oleh karena itu, metode ini dipergunakan untuk mengetahui kebenarannya.
Saat melakukan penilaian menggunakan metode ini, karyawan akan diuji dengan berbagai teknik. Contohnya seperti dengan melakukan diskusi informal, role-play, atau yang lain.
4. Behaviorally Anchored Rating Scale (BARS)
Behaviorally Anchored Rating Scales (BARS) membandingkan kinerja karyawan dengan contoh perilaku spesifik yang dikaitkan dengan peringkat numerik. BARS dirancang untuk membawa manfaat dari data kualitatif dan kuantitatif ke dalam proses penilaian kinerja karyawan dengan membandingkan kinerja individu dengan contoh perilaku tertentu yang kemudian dikategorikan dan ditunjuk sebagai nilai numerik yang digunakan sebagai dasar penilaian kinerja.
Jika dibandingkan dengan skala penilaian tradisional, angka atau nilai yang akan dipergunakan akan berkisar pada penilaian seperti: 5- selalu; 4- sering; 3- kadang-kadang; 2- hampir tidak pernah; 1- tidak pernah. Namun BARS menggunakan nilai yang lebih spesifik, contohnya seperti dalam kasus penilaian untuk developer pengembang perangkat lunak absensi online, nilai akan diberikan dengan info perilaku spesifik sebagai berikut:
- 5 – pengembang perangkat lunak tidak memiliki pengetahuan dasar tentang struktur data, algoritme, dan bahasa pemrograman.
- 6 – pengembang perangkat lunak akrab dengan satu bahasa pemrograman.
- 7 – pengembang perangkat lunak merasa nyaman menggunakan pemrograman fungsional dan mampu membangun perangkat lunak secara tepat waktu.
- 8 – pengembang perangkat lunak dapat bekerja dengan logika dan bahasa konkuren, selain pemrograman fungsional. Dia memiliki pengalaman dengan sekitar 6 platform dan mampu membangun kerangka kostumnya sendiri.
- 9 – pengembang perangkat lunak telah menguasai bahasa pemrograman dan berpengalaman dengan berbagao platform. Dia juga mampu melakukan pengujian (QA) pada sistem perangkat lunak yang ada dan mampu memperbaiki dan menulis ulang kode hingga tidak ada lagi kesalahan dan aplikasi dapat berjalan secara efisien.
5. Psychological Appraisals
Psychological Appraisals atau penilaian psikologis berguna untuk menemukan potensi tersembunyi yang dimiliki oleh karyawan. Metode ini lebih fokus untuk meninjau bagaimana kinerja seorang karyawan di masa depan daripada kinerjanya di masa lalu.
Saat menjalankan metode Psychological Appraisals, perusahaan akan menganalisis tujuh komponen utama yang memengaruhi kinerja karyawan yaitu keterampilan interpersonal, kemampuan kognitif, sifat intelektual, keterampilan kepemimpinan, sifat kepribadian, kecerdasan emosional, dan keterampilan terkait lainnya. Perusahaan dapat bekerja sama dengan psikolog berkualitas yang mampu melakukan berbagai pengujian untuk menilai seorang karyawan secara efektif.
6. Human-Resource (Cost) Accounting
Human-Resource (Cost) Accounting merupakan metode penilaian kinerja karyawan untuk menganalisis kinerja karyawan melalui manfaat moneter yang dia hasilkan kepada perusahaan. Penilaian ini didapatkan dengan cara membandingkan biaya mempertahankan karyawan (biaya yang dikeluarkan perusahaan) dan manfaat moneter (kontribusi) yang telah dipastikan organisasi dari karyawan tertentu.
Penilaian Kinerja Karyawan Dapat Dilakukan dengan Mudah Melalui Dokodemo-Kerja
Untuk memudahkan Anda dalam mengumpulkan data terkait kinerja karyawan, Anda bisa memanfaatkan teknologi berupa aplikasi HRIS bernama Dokodemo-Kerja. Aplikasi ini memiliki beragam fitur monitoring yang dapat memantau bagaimana pola kerja karyawan dari jarak jauh sekalipun. Beberapa fitur yang kami sediakan antara lain:
- GPS tracker: untuk memantau lokasi karyawan bekerja (ditujukan untuk tim sales yang bekerja di luar kantor)
- Screen monitoring: untuk memantau aktivitas yang dilakukan karyawan di perangkat desktop mereka
- Time tracker: untuk menghitung total jam kerja karyawan serta menghitung berapa lama waktu yang dihabiskan untuk menyelesaikan suatu tugas.
Selai fitur-fitur di atas, Dokodemo-Kerja juga masih memiliki beragam fungsionalitas lain yang mampu mempermudah proses pengelolaan karyawan di perusahaan Anda. Silakan klik di sini untuk melihat fitur Dokodemo-Kerja selengkapnya.