Apakah Anda pernah menemukan karyawan yang sama sekali tidak memberikan kontribusi, senang bergosip, serta tidak mematuhi kebijakan perusahaan? Jika Anda menemukannya, mereka dikenal dengan istilah karyawan toxic. Simak artikel berikut untuk menghadapinya.
Setiap perusahaan menginginkan agar seluruh karyawan atau SDM yang dimilikinya dapat memberikan kontribusi terbaik untuk perusahaan. Pihak manajemen pun berharap agar karyawan bisa saling bekerjasama dalam menyelesaikan tugas sehingga mampu memberikan hasil kerja yang lebih berkualitas.
Dokodemo-Kerja, Aplikasi Absensi Online terbaik dengan fitur lengkap untuk meningkatkan Produktivitas karyawan. Pengelolaan Absensi dan Cuti, Task Management, hingga Evaluasi kinerja karyawan hanya dengan satu aplikasi.
Kelola Karyawan Makin Mudah dengan Aplikasi HRD Dokodemo-Kerja. Coba Sekarang!
Meskipun demikian, terkadang terdapat satu atau beberapa karyawan yang memiliki sifat negatif sehingga mengganggu kenyamanan rekan kerjanya yang lain. Mereka umumnya, memberikan sedikit kontribusi, meremehkan rekan kerja, hanya mementingkan dirinya sendiri, serta tidak mematuhi peraturan perusahaan. Jika hal ini dibiarkan oleh perusahaan, keberadaan karyawan toxic dapat membuat lingkungan kerja menjadi tidak sehat, bahkan dapat menyebabkan employee turnover yang tinggi.
Table of Contents
Apa Itu Karyawan Toxic?
Karyawan toxic adalah sebutan untuk karyawan yang memiliki sifat negatif dan memberikan efek buruk di lingkungan kerjanya. Mereka biasanya cenderung tidak mau menghormati rekan kerja, bersikap egois, tidak mau mengikuti peraturan, senang bergosip, dan tidak mau memberikan kontribusi ketika bekerja.
Perlu Anda ketahui, keberadaan karyawan toxic ini tidak hanya akan mengganggu kenyamanan karyawan lain namun juga dapat merusak budaya kerja di perusahaan Anda. Oleh karena itu, perusahaan harus bisa mengidentifikasi karyawan toxic dan segera mengatasinya. Menghadapi karyawan toxic memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Biasanya jenis karyawan ini sulit terdeteksi oleh perusahaan.
Jadi, bagaimana Anda bisa mengetahui tipe karyawan toxic dam bagaimana cara menghadapinya? Yuk simak penjelasan kami di bagian selanjutnya.
Baca Juga: 7+ Strategi Mengurangi Employee Turnover yang Tinggi
Tipe-tipe Karyawan Toxic di Perusahaan dan Cara Menghadapinya
1. The Slacker
“The Slacker” atau “Si Pemalas” merupakan tipe karyawan toxic yang pertama. Mereka biasanya tidak akan muncul ketika ada tugas yang harus diselesaikan. Mereka datang terlambat, pulang lebih awal, dan sering melewatkan deadline ataupun meeting. Jika “The Slacker” ini tidak segera diatasi, maka mereka akan membuat pekerjaan menjadi tertunda serta mengurangi antusiasme karyawan lain untuk bekerja.
Cara menghadapi
Pertama-tama, identifikasi terlebih dahulu jenis karyawan toxic ini. Salah satu karakteristik yang bisa Anda kenali adalah sering datang terlambat atau pulang lebih awal. Untuk mengetahuinya, Anda bisa menggunakan aplikasi absensi online. Pada umumnya aplikasi tersebut akan menyediakan daftar informasi mengenai waktu clock in dan clock out karyawan. Nah, informasi tersebut bisa Anda gunakan sebagai salah satu point penilaian untuk menemukan “The Slackers” di perusahaan. Anda juga bisa mengonfirmasi hal tersebut dengan Team Leader masing-masing karyawan untuk mengetahui bagaimana kinerja mereka dalam menyelesaikan tugas.
Jika Anda sudah mendapatkan daftarnya, Anda perlu mengungkap masalah yang tersembunyi pada karyawan tersebut. Tanyakan apa yang terjadi dan dengarkan masalah yang bersifat sistemik. Selanjutnya, Anda juga perlu menjelaskan harapan perusahaan dan meminta pertanggung jawaban mereka untuk menyelesaikan dan mengerjakan tugas dengan sebaik mungkin.
Agar mereka bisa lebih termotivasi untuk bekerja, jangan lupa berikan apresiasi ketika mereka mau berubah. Contohnya seperti memberikan reward ketika tugas berhasil diselesaikan sesuai dengan deadline yang ditentukan.
2. The Volcano
“The Volcano” adalah jenis karyawan toxic dengan emosi yang sering meledak-ledak. Karyawan ini sering temperamen bahkan saat mendapat sedikit tekanan sehingga sering membuat karyawan lain menjadi merasa tidak nyaman. Jika Anda memiliki karyawan dengan karakteristik seperti ini, maka Anda harus segera menghadapinya agar dapat terhindar dari skenario terburuk seperti meledak-ledak ketika berhadapan dengan klien/pelanggan.
Cara Menghadapi
Bicaralah dengan karyawan secara personal untuk mencari tahu masalah yang terjadi. Gali informasi lebih dalam untuk mengetahui apakah itu karakteristik karyawan atau karena merasa stress akibat overwhelmed dengan beban kerja yang terlalu berat.
Selain itu, perlu Anda tahu bahwa mereka sering kali tidak menyadari bahwa karakteristik yang mereka memiliki membawa dampak negatif untuk orang-orang di sekitarnya. Jadi, jelaskan juga bahwa perilaku yang dilakukan oleh para “The Volcanoes” dapat membuat karyawan lain merasa terintimidasi dan menghindar untuk bekerja sama dengan mereka. Jika karyawan tetap kesulitan untuk mengelola emosinya, Anda bisa menawarkan EAP (employee assistance program).
3. The Martyr
“The Martyr” adalah karyawan yang selalu mengatakan “ya” untuk setiap proyek dan sangat bersemangat untuk bekerja.Secara sekilas, jenis karyawan ini terlihat seperti hal yang positif di perusahaan. Namun jika kita lihat lebih dalam lagi, jenis karyawan ini juga bisa membawa “toxic” untuk lingkungan kerjanya.
Karena sangat bersemangat untuk bekerja, mungkin mereka akan tetap datang bekerja meskipun dalam kondisi sakit sehingga menulari rekan kerja yang lain. Mereka juga dapat mencegah karyawan lain untuk bisa mempelajari keterampilan baru karena mereka mengambil semua peluang baru dan menolak untuk mendelegasikan kepada yang lain.
Cara menghadapi
Untuk menghadapi “The Martyr”, Anda perlu memantau beban kerja karyawan. Anda bisa menggunakan fitur manajemen tugas yang terdapat di aplikasi HRIS untuk memastikan bahwa tugas-tugas proyek dapat didelegasikan secara adil oleh anggota tim.
4. The Pessimist
“The Pessimist” atau “Si Pesimis” adalah jenis karyawan toxic yang sering menganggap diri sendiri merasa gagal dan justru curiga saat hal yang telah dikerjakan berjalan dengan baik. Jenis karyawan ini bisa menjadi “toxic” ketika mereka menyebarkan kecurigaan dan keraguan sehingga melemahkan kegembiraan dan kreativitas di tempat kerja.
Cara menghadapi
Setiap orang terkadang akan memiliki pandangan yang negatif pada suatu pekerjaan. Tapi jangan biarkan sifat pesimis terus-menerus ada hingga menjadi suatu kebiasaan.
Orang pesimis mungkin tidak menyadari bahwa sifatnya dapat membawa dampak buruk terhadap orang lain. Oleh karena itu, untuk menghadapinya maka Anda perlu berbicara dengan “The Pessimist”. Jelaskan mengapa sifat pesimis menjadi masalah di perusahaan, kemudian berikan saran-saran perbaikan.
Sistem HRIS canggih untuk memonitor kinerja dan produktivitas karyawan Anda. WFO atau WFH? Kelola keduanya! Tetap Produktif dengan Dokodemo-Kerja.
Aplikasi HRIS terjangkau untuk tingkatkan produktivitas. Cek di sini!
Baca Juga: Apa Itu Disiplin Kerja? Apa Saja Faktor yang Mempengaruhinya?
5. The Bully
“The bully” atau “Si Pengganggu” merupakan karyawan toxic yang harus diwaspadai oleh perusahaan. Mereka biasanya sering meremehkan dan menghina karyawan lain. Mereka juga dapat memanipulasi situasi untuk membuat orang lain terlihat buruk. Jika jenis karyawan ini menduduki jabatan yang tinggi, mereka akan lebih leluasa untuk menginjak-injak orang lain.
Cara menghadapi
Anda perlu segera bertindak saat menemukan karyawan yang sering berteriak, menghina, atau mengganggu “ruang pribadi” karyawan. Ajak bicara jenis karyawan ini bersama tim HR yang lain karena bisanya mereka cukup sulit untuk dihadapi. Jelaskan pada karyawan tersebut, bahwa perusahaan tidak bisa mentolerir tindakan “bullying” dan dapat memberikan peringatan tegas.
Untuk “The Bully” yang tidak terlalu ekstrim seperti memberikan komentar sinis tentang ide orang lain, maka Anda bisa menjelaskan bahwa gagasan setiap orang dihargai. Jelaskan dengan tenang agar mereka memahami bahwa tindakan yang dilakukan dapat mengganggu lingkungan kerja perusahaan.
6. Gossiping co-workers
Jenis karyawan toxic selanjutnya adalah karyawan yang suka bergosip. Karyawan ini dapat mengganggu lingkungan kerja ketika mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengobrol dan bergosip dengan rekan kerja lain daripada benar-benar bekerja. Selain itu, gosip yang berlebihan dan rumor yang tidak berdasar juga dapat berubah menjadi politik kantor dan menciptakan drama di antara karyawan.
Cara menghadapi
Membatasi karyawan untuk saling berkomunikasi tentu akan sulit dilakukan. Jadi, sebagai gantinya Anda bisa memastikan bahwa karyawan memiliki cukup waktu untuk berinteraksi satu sama lain saat makan siang atau ketika pulang kerja. Anda bisa menggunakan aplikasi time tracker untuk melacak berapa lama waktu yang dihabiskan karyawan untuk beristirahat. Hal ini bisa meminimalisir, aktivitas gosip yang menghabiskan banyak waktu kerja.
Selain itu, agar gosip tidak berkembang, perusahaan dapat mengemukakan informasi tersebut dalam rapat staf. Jelaskan kepada para Team Leader agar anggota timnya dapat fokus bekerja dan mengabaikan gosip.
Baca Juga: Penilaian Kinerja Karyawan: Pengertian & Contoh Metode yang Bisa Digunakan
Gunakan Aplikasi HRIS Dokodemo-Kerja untuk Mengawasi Karyawan Toxic
Dokodemo-Kerja adalah aplikasi HRIS yang menyediakan beragam fitur monitoring untuk karyawan. Dengan memanfaatkan aplikasi ini, perusahaan dapat memperoleh banyak informasi terkait aktivitas karyawan selama jam kerja sehingga lebih mudah untuk mengidentifikasi karyawan toxic di perusahaannya.
Sebagai contoh, Dokodemo-Kerja memiliki fitur absensi online yang dapat mencatat waktu clock in dan clock out karyawan. Selain itu, Dokodemo-Kerja juga memiliki fitur time tracker yang dapat menghitung waktu kerja karyawan secara real time. Dengan informasi tersebut, perusahaan akan memiliki data untuk menilai siapa saja karyawan yang tidak disiplin dengan kebijakan perusahaan.
Selain itu, Dokodemo-Kerja juga memiliki fitur screen monitoring. Fitur ini dapat memantau aktivitas yang dilakukan karyawan melalui perangkat desktopnya sehingga dapat meminimalisir aktivitas-aktivitas karyawan di luar pekerjaannya seperti bergosip di media chat online, menonton film online, bermain game, atau yang lain.
Dokodemo-Kerja juga menyediakan fitur manajemen tugas untuk memudahkan perusahaan dalam memantau beban kerja karyawan. Fitur ini juga dapat digunakan untuk delegasi tugas dengan mudah.
Selain dapat memantau kinerja dan aktivitas karyawan, Dokodemo-Kerja juga akan membantu tim HR dalam mengelola seluruh karyawan. Dengan begitu, produktivitas karyawan pun akan semakin meningkat.
Silakan hubungi kami untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut. Kami juga dapat menyediakan pembuatan fitur custom untuk perusahaan Anda!